Tak berselang
lama usai lebaran tahun ini, saya mengunjungi seorang kerabat yang sedang
berada dalam tahanan kepolisian. Terjadi pembicaraan dari hati ke hati antara
saya dan kerabat tadi, mulai dari kondisinya menjalani masa tahanan, kondisi
keluarga yang ia tinggalkan, hingga mengalir dengan sendirinya, ia meratap
tentang rencananya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik usai “ditempa”
dibalik jeruji besi.
Ingin berubah
dari kehidupan yang serba kelam ke kehidupan yang lebih baik, adalah sebuah
pengartian dari kerabat saya tadi, terhadap apa yang dinamakan dengan perubahan
dalam hidup. Menurutnya, merubah hitam menjadi putih, dari yang serba tidak
teratur menjadi teratur, dari nakal menjadi baik, dari seorang penjudi menjadi
seorang yang rajin mengaji, adalah bentuk perubahan hidup yang akan
dijalaninya. Berada dibalik jeruji besi, membuatnya menemukan titik balik ke
arah yang lebih baik.
Banyak orang
mengartikan perubahan hidup dengan orientasi yang berbeda-beda. Ada yang
berorientasi pada nilai-nilai kematerian, karir dan jabatan, hingga orientasi
pada sisi religi ketuhanan atau keimanan. Saya sendiri, tak ingin melangit mendefinisikan
sebuah perubahan hidup. Secara sederhana, perubahan hidup bagi saya adalah
perubahan dari hal-hal kecil yang membawa manfaat baik bagi saya dan juga orang
lain.
Berbicara tentang perubahan dalam hidup, AirAsia Airline telah membawa saya menemukan perubahan dalam hidup itu. Maskapai penerbangan dengan warna dominan merah tua itu, telah banyak memberikan perubahan dalam hidup saya pribadi dan keluarga. Mulai dari perubahan gaya hidup, pola hidup, prinsip hidup, dan dari itu semua saya merasakan hidup ini lebih bermakna.
Berbicara tentang perubahan dalam hidup, AirAsia Airline telah membawa saya menemukan perubahan dalam hidup itu. Maskapai penerbangan dengan warna dominan merah tua itu, telah banyak memberikan perubahan dalam hidup saya pribadi dan keluarga. Mulai dari perubahan gaya hidup, pola hidup, prinsip hidup, dan dari itu semua saya merasakan hidup ini lebih bermakna.
Perubahan gaya
hidup, saya rasakan setelah dua tahun belakangan saya dan keluarga rutin
berlibur keluar negeri bersama AirAsia. Padahal, sebelum mengenal maskapai yang
enam tahun berturut-turut menyabet penghargaan World Best Low Cost Airline itu, istilah liburan tidak ada dalam
kamus hidup saya. Bahkan, menaiki pesawat terbang saja adalah aktivitas langka
bagi saya dan keluarga. Sebelum mengenal AirAsia, hanya satu kali saya pernah
terbang dengan pesawat, itupun berkat fasilitas yang saya dapatkan dari
organisasi yang saya ikuti semasa kuliah dulu.
Nah, setelah
mengenal AirAsia sejak pertengahan 2012, barulah saya rasakan gaya hidup yang
sedikit meningkat. Setiap tahun, walaupun hanya sekali, saya dan keluarga kecil
saya pergi liburan ditemani AirAsia. Mei 2013, kami sekeluarga berlibur ke
Kuala Lumpur, Malaysia. Dilanjutkan Maret 2014 yang lalu, saya, istri, dan
seorang putri kami, liburan ke Bangkok, Thailand. 2015 mendatang, kami sudah
merencanakan untuk kembali liburan, walaupun destinasinya belum kami matangkan.
Perubahan gaya
hidup, belum apa-apa bagi saya jika dibandingkan dengan perubahan pola hidup
yang saya rasakan, setelah acapkali keluar negeri. Bepergian keluar negeri,
memberi saya begitu banyak inspirasi dan motivasi untuk hidup lebih sehat,
lebih teratur, lebih disiplin, dan masih banyak lagi. Sebagai bukti, sudah lima
bulan ini saya ‘pensiun dini’ sebagai perokok. Selain dalil kesehatan yang
hukumnya pasti, perjalanan liburan di Thailand Maret lalu cukup memberi
motivasi bagi saya untuk berhenti dari aktivitas
‘membakar uang’ dan menyakiti diri sendiri itu.
Bagi seorang
perokok, berada di Thailand, seperti berada di neraka yang paling dalam. Dikucilkan,
diisolasi, tak jauh beda seperti anak tiri. Orang-orang disana, seolah-olah telah
di doktrin agar menjauhi perokok. Ditambah
lagi harga rokok pun dipatok hampir tiga
kali lipat dari harga di Indonesia. Sampai-sampai saya berkontemplasi dan
akhirnya berhenti pada satu titik pencarian jawaban, bahwa inilah ciri
masyarakat negara maju. Masyarakat dimana secara kolektif mereka care akan kesehatan pribadi dan orang
lain; masyarakat yang menempatkan kesehatan sebagai kunci dari produktifitas
dan kebahagiaan; masyarakat yang amat menghargai waktu dan mengharamkan
sepersekian detikpun terbuang sia-sia, apalagi hanya untuk aktivitas menyakiti
diri.
![]() |
Jajanan di Walking Street Pattaya, Thailand. Ada Kalajengking, ulat, kecoa, dll. |
Akhirnya,
sekembali dari ‘neraka’ itu, tak butuh lama-lama bagi saya untuk berhenti
merokok. Kendati butuh perjuangan yang keras untuk itu, Alhamdulillah, hampir
setengah tahun ini saya menyandang status alumni dari golongan perokok. Walaupun
nampaknya sepele, perubahan ini telah membawa arti yang besar baik bagi
kesehatan, kehidupan sosial, dan tentunya ekonomi keluarga. Dan perubahan ini,
tak akan datang dengan sendirinya, jika ‘si burung besi’ AirAsia tidak
menerbangkan saya kesana.
Sejumlah
pengalaman juga saya temui selama diluar negeri, yang beberapa diantaranya
memberikan perubahan bagi saya dalam memaknai kehidupan ini. Salah satu
pengalaman bermakna, yakni saat saya bersama keluarga hendak menuju bandara Don
Mueang,
Thailand. Pagi itu, kami bertiga sedang menunggu bus kota, di kawasan perhentian bus di sekitar Chatuchak Park, Bangkok. Memang, kami sedikit kebingungan
karena tidak tahu bus dari arah mana yang harus digunakan menuju Bandara. Mendapati
warga pendatang yang kebingungan seperti kami, tiba-tiba datang seorang
bapak-bapak dengan memegang sebungkus makanan, hendak menolong kami. Setelah
mengetahui tujuan kami, pria paruh baya tersebut, dengan sigap membantu
menggendong anak saya ke sebuah bus yang
hendak berangkat. Dengan berlari, saya lihat sendiri betapa ia tidak
menghiraukan makanan yang ia pegang, sehingga makanan tersebut berceceran ke
aspal. Dari atas bus yang mulai berjalan pelan, saya sempatkan mengucapkan terimakasih
kepada bapak tadi, yang saya lihat kembali ke sebuah kios jajanan. Sepertinya,
ia akan membeli lagi sebungkus makanan pengganti makanannya yang sebelumnya tercecer
saat menggendong anak saya. Bagi saya, sulit untuk melupakan momen tersebut
dari ingatan. Bahkan, kenangan itu terus membekas dan memberi pelajaran
berharga, akan pentingnya membantu orang yang lemah, tanpa memandang apapun
kondisi kita saat itu.
![]() |
Saat baru naik bus menuju Bandara Don mouang Bangkok |
Sebagai peraih Excellent Servis Experience Award 2014,
AirAsia saya nilai juga berhasil menanamkan pola hidup teratur bagi setiap
konsumennya, melalui program tiket promonya. Setiap periode promo yang
diberikan, AirAsia selalu menyediakan rentang waktu yang cukup lama, baik itu untuk masa booking dan
masa terbang. Dengan skema penjualan seperti itu, setiap konsumen jelas
diuntungkan dari segi waktu, karena diberikan kesempatan untuk menabung sebagai
persiapan liburan. Nah, dalam masa menabung itulah, keteraturan dalam
menyisihkan uang, mengatur pengeluaran, benar-benar saya rasakan dan sekarang
telah menjadi sebuah kebiasaan.
Akhirnya, tidak
berlebihan kiranya jika AirAsia saya
anggap sebagai sayap bagi perubahan-perubahan positif dalam hidup saya. Kepak
sayap AirAsia, adalah kepak sayap perjalanan hidup saya. Dengan semangat
menerbangkan banyak orang yang tercermin lewat taglinenya “Sekarang, Semuanya
Dapat Terbang”, saya yakin AirAsia Airline akan banyak dikenang banyak orang,
sekarang maupun akan datang. Tahniah Satu Dasawarsa AirAsia !
0 comments:
Post a Comment