Wednesday, October 24, 2007

Ternyata Tragedi WTC sudah di sebutkan dalam Al Quran...

Apa yang ada dalam benak kita, ketika peristiwa runtuhnya bangunan bersejarah Amerika yakni Twin Tower WTC di New York itu diperdengarkan oleh kita? jawab kita mungkin "itu ulah teroris, atau ulah Osama bin Laden, atau ulah Jama'ah Islamiyah, dll. Inilah kenyataan yang kita hadapi sekarang, namun dengan adanya peristiwa tersebut ada banyak sekali orang Amerika dan barat yang berbondong- bondong untuk masuk kedalam agama islam.
Setelah mengkaji kenapa setiap ada bom atau teror meledak yang disalahkan selalu Al- ISLAM.
di bawah ini mungkin menjadi jawabannya bagi mereka yang diberi hidayah oleh ALLAH SWT.

6 tahun yang lalu, Tanggal 11 September .....
Tragedi WTC ada dalam QS. At Taubah Qs. At Taubah ayat 109, sbb :

Terjemahan :
Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik,
ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh,
lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam.
Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Zalim.

Disitu disebutkan keruntuhan sebuah bangunan karena yang mendirikannya adalah orang -orang yang zalim.
Pada surat At Taubah diatas telah disebutkan kata "JURUFIN HAR" yang oleh ulama tafsir dulu diterjemahkan
sebagai "ditepi jurang yang runtuh" ternyata 14 abad kemudian kata tersebut menjadi nama sebuah jalan dikota
New York tempat berdirinya WTC, yaitu : Jalan JERF HAR.

Gedung WTC runtuh pada tanggal 11-9-2001
Mari kita lihat beberapa kesamaan (yang mestinya bukan hanya kebetulan semata) :
Tanggal 11 adalah tanggal terjadinya tragedi WTC, apakah suatu kebetulan bila surat At Taubah terletak pada juz ke 11.

Bulan terjadinya tragedi itu adalah bulan September (bulan ke 9),
apakah secara kebetulan jika surat At Taubah berada pada urutan ke 9 dari Alquran,

Tahun terjadinya tragedi itu adalah tahun 2001, apakah secara kebetulan pula
bila jumlah huruf dalam surat At Taubah terdiri dari 2001 huruf.

Jumlah tingkat di gedung WTC ada 109 tingkat, sekali lagi apakah mungkin kebetulan
bila hal tersebut sudah tertuang dalam QS At Taubah ayat 109.

SubhanAllah, Maha Suci Allah dan sungguh benar
Muhammad adalah Rasul-Mu !
Sungguh benarlah firman-Mu : "Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru langit dan pada diri
mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar ....
(Al Qur'an, surah Al Fushshilat 53)

Ternyata Allah telah memberikan khabarnya 14 abad yang lalu tanpa diketahui oleh manusia ...
Ini adalah salah satu mukjizat Alqur'an yang telah membuktikan kejadian pada masa yang akan datang.

SubhanAllah....
Share:

Tuesday, October 2, 2007

Aku dan Forum Lingkar Pena


Forum Lingkar Pena (FLP) Riau, adalah organisasi kepenulisan kedua yg pernah kuikuti, setelah sebelumnya aku banyak menimba ilmu kepenulisan, di UKM SKM Bahana Mahasiswa Universitas Riau. Mulai bergabung di FLP sejak Agustus 2005, bersama para perintis lainnya, seperti Joni Lis Efendy, Rinawati (teh Rina), Teh Dina, dan beberapa yg lain.
Di Organisasi yang aku sendiri tak tahu apa FLP merupakan sebuah OKP atau sekedar organisasi profesi, belum banyak yang bisa aku buat demi membesarkan organisasi ini. Dikepengurusan pertama (2005-2007), aku dipercaya menjadi Ketua Divisi Jaringan dan Komunikasi Media. Di kepengurusan selanjutnya (2007 s/d sekarang) aku dipercaya menjadi Bendahara Umum, mendampingi sang Ketua FLP Riau Subur Ratno, dan Sekum Yar Johan.
Sebelum bergabung di forum ini, nama FLP sudah tidak asing lagi bagiku. Apalagi setelah bergabung, ternyata kuketahui bahwa FLP sudah ada di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan, FLP sudah berkembang di beberapa negara seperti malaysia, Hongkong, dan Sudan.
Ini sebuah nilai lebih FLP yang jarang dimiliki organisasi sejenis.
Sebenarnya yang mendorong aku bergabung di organisasi yang didirikan oleh Helvy Tiana rosa ini adalah untuk mengaktualisasikan kemampuan diri, baik dibidang tulis menulis, maupun dari sisi keorganisasian. Karena memang, saat itu aku merasa sudah memiliki modal yang cukup dari segi prestasi dibidang kepenulisan, dan sederet pengalaman di berbagai organisasi.
Aku pernah menjuarai berbagai lomba karya tulis, diantaranya, juara 2 LKTM FKIP Unri, Juara 2 Lomba tulis artikel populer tentang AIDS, dan dua tahun berturut-turut menjuarai Lomba tulis Artikel antar insan pers (2005-2006), juara 1 dan 2. Selain itu, tulisanku juga pernah dipublikasi beberapa kali di harian Riau Pos dan Riau Mandiri, situs www.bangrusli.net, dan tabloid Bahana Mahasiswa Unri.
Di keorganisasian, walaupun tak banyak kuikuti, namun cukup banyak mengembangkan potensi dan karakter pribadi positif bagi diriku. Sebut saja soal kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan, kemandirian, dsb.
Kembali ke FLP.
Share:

Monday, October 1, 2007

Perjalanan Mencari Toga


21 Juli 2007

Akhirnya, perjalanan itu berujung juga. Selama Tujuh tahun, tak terasa terlewati begitu saja. Aku ingat betul, ketika pertama kali berkuliah, hingga detik-detik terakhir aku menyandang gelar Sarjana. Termasuk juga, hal-hal yang membawaku pada kondisi yang sulit, bahagia, sedih, bingung, selama masa tujuh tahun itu.

Aku ingin menuliskannya satu persatu.

Pertama, kenangan saat aku mengetahui kelulusanku masuk ke Perguruan tinggi Negeri. Awalnya, subuh itu, sekira pukul 04 pagi, niatku bersama salah satu abangku, hendak berjualan Koran Lampung Post. Itu kami lakukan bukan karena kesulitan uang atau hendak menekuni profesi tersebut. Tapi, naluri wirausaha-lah yang mendorong kami melakukannya. Pagi itu, (seingatku dibulan Juli 2000) adalah pagi dimana koran-koran akan mengumumkan nama-nama peserta yang lulus seleksi SPMB, wilayah Lampung. Dalam anggapan kami sudah pasti masyarakat sangat menunggu pengumuman itu. Mereka pasti bergegas pagi-pagi untuk mendapatkan Koran yang berisi pengumuman itu. Kami menganggap itu peluang. Peluang karena masyarakat akan pasti membeli Koran kami, yang datang kerumah-rumah mereka, dan mereka tak perlu ke kios atau loper Koran di lampu-yang ada di perempatan lampu merah. Peluang, apabila kami datang lebih pagi dari loper-loper Koran yang biasa mengantarkan Koran kerumah-rumah.

Kami meminjam uang Bapak sebagai modal untuk membeli Koran. Pagi itu, kami meluncur ke Lampung Post, yang berjarak sekitar 15 Km dari rumah. Sampai disana, kami memesan sebanyak 200 eksemplar Lampung Post yang siap cetak Harga per eksemplarnya, kami beli hanya Rp. 750,-. Seluruhnya, kami keluarkan uang sebesar Rp150 ribu. Koran didapat, kamipun menyortir dan membagi dua. Separoh bagianku, dan separoh lagi bagian abangku.

Share: