Yatim adalah nama, bukan kehilangan
ayah.
Piatu adalah aku, juga bukan
kehilangan ibu.
Pada altar rumah asuh, kami memahat
peti belenggu
Yatim menanggung pilu, aku menganak
malu.
Yatim pernah mengaku
“Akan kubunuh Perempuan ayahku
Kumasukkan dalam nafsuku
Kulahirkan kembali ayah untukku”
Tapi Yatim tak pernah tau
Akupun pernah bersimpuh
Akupun pernah bertaruh
Mengubur pencuri syahwat ibuku
Sayang, Pada altar rumah asuh
Kami terlanjur Satu
Dalam rajuk satu kidung
Dalam dendam baur tubuh
Tapi Yatim tak pernah tau
Aku adalah ibu
Yang kan melahirkan ayahmu
Pada altar rumah asuh
Sayang, Yatim Tak Pernah Tau
Desember, 2005
0 comments:
Post a Comment