Waw, nggak kerasa setelah Maret
2014 yang lalu, saya bareng keluarga (anak dan istri) menjalani trip murah ke
Bangkok, September 2015 yang lalu kami kembali jalan-jalan ke luar negeri, yakni
ke Phuket, Thailand dan Pulau Penang Malaysia. Nggak nyangka aja, selama tiga
tahun berturut-turut mulai dari 2013, 2014 dan 2015, kami bisa merutinkan
tradisi jalan-jalan kami, walaupun untuk itu, kami mesti ikat pinggang
kencang-kencang dalam mengatur keuangan.
Seperti tahun 2014, kepergian
saya bareng keluarga kali ini ditengah bencana kabut asap yang saban tahun
melanda Riau, dan beberapa provinsi di Sumatera. Satu sisi, jalan-jalan kami kali ini adalah
langkah kanan bagi kami, karena selain liburan, juga sekaligus upaya ‘lari’
dari kepungan asap yang tidak bersahabat. Namun, disisi lain, gara-gara asap
itu pula, saya dan istri sempat harap-harap cemas akan kepastian penerbangan kami
ke Kuala Lumpur. Soalnya, tepat pada Senin pagi (Tujuh September 2015) sekitar
pukul Delapan pagi, kabut asap sedang tebal-tebalnya. Jarak pandang saat itu
tidak lebih dari seratus meter saja. Dengan jarak pandang sedekat itu,
dipastikan tidak akan ada aktivitas penerbangan di Bandara, karena dalam
standarnya, aktivitas take off dan landing pesawat dapat dilakukan jika jarak
pandang diatas 1000 hingga 1500 meter.
Kecemasan kami bertambah, ketika
sampai di Bandara, belum ada keterangan resmi dari pihak maskapai akan status
penerbangan kami. Namun, dari maskapai lain kebanyakan meniadakan penerbangan
hari itu. Hingga pukul Sepuluh kurang, barulah kecemasan kami berkurang, ketika
terdengar suara operator bandara meminta penumpang pesawat Garuda untuk segera
menaiki pesawat.
Akhirnya, sesuai jadwal
penerbangan kami pada pukul 10.50 WIB, kami pun akhirnya bisa terbang. Salut
juga sama pilot Air Asia, yang berani mendaratkan pesawat ditengah jarak
pandang sedemikian resikonya saat itu. Ya, sebagai informasi, bahwa pesawat Air
Asia yang kami tumpangi, sebelum membawa kami, baru saja mendarat membawa
penumpang dari Kuala Lumpur. Dengan jarak pandang tidak lebih dari 1000 meter,
hanya Air Asia yang berani Landing di Pekanbaru pada pagi itu.
Apalagi, durasi penerbangan kami
saat itu termasuk cepat, 20 menit lebih awal dari rata-rata penerbangan normal.
Nggak tau apa sebabnya, yang jelas kami mendengar informasi itu dari kru
pesawat saat akan landing di KLIA 2 Kuala Lumpur.
Akhirnya, sampai juga kami di KLIA 2, Bandara Internasional
yang baru saja beroperasi selama setahun di Malaysia. Sempat takjub juga dengan
bandara ini, karena memang lebih luas dan rapi dibanding dengan KLIA dan LCCT.
Disinilah kemudian cerita perjalanan kami dimulai.
8 Jam Menunggu terbang Ke Phuket
Fly To PhuketBermalam di Hotel Karpet d Phuket
Hampir Pukul Sebelas malam, kami sampai di Kota Phuket. Bersyukur, karena penerbangan dua jam lebih akhirnya berujung juga. sampai di Phuket, Bandara kota Phuket, yang namanya Berbahasa Thailand,
Go To Patong
This Patong, My daughter !