Tuesday, October 27, 2015

Memori Hotel Karpet (Sebuah bagian renyah perjalanan dari Pekanbaru-Phuket-Hatyai-Penang)



Waw, nggak kerasa setelah Maret 2014 yang lalu, saya bareng keluarga (anak dan istri) menjalani trip murah ke Bangkok, September 2015 yang lalu kami kembali jalan-jalan ke luar negeri, yakni ke Phuket, Thailand dan Pulau Penang Malaysia. Nggak nyangka aja, selama tiga tahun berturut-turut mulai dari 2013, 2014 dan 2015, kami bisa merutinkan tradisi jalan-jalan kami, walaupun untuk itu, kami mesti ikat pinggang kencang-kencang dalam mengatur keuangan.
Seperti tahun 2014, kepergian saya bareng keluarga kali ini ditengah bencana kabut asap yang saban tahun melanda Riau, dan beberapa provinsi di Sumatera.  Satu sisi, jalan-jalan kami kali ini adalah langkah kanan bagi kami, karena selain liburan, juga sekaligus upaya ‘lari’ dari kepungan asap yang tidak bersahabat. Namun, disisi lain, gara-gara asap itu pula, saya dan istri sempat harap-harap cemas akan kepastian penerbangan kami ke Kuala Lumpur. Soalnya, tepat pada Senin pagi (Tujuh September 2015) sekitar pukul Delapan pagi, kabut asap sedang tebal-tebalnya. Jarak pandang saat itu tidak lebih dari seratus meter saja. Dengan jarak pandang sedekat itu, dipastikan tidak akan ada aktivitas penerbangan di Bandara, karena dalam standarnya, aktivitas take off dan landing pesawat dapat dilakukan jika jarak pandang diatas 1000 hingga 1500 meter.
Kecemasan kami bertambah, ketika sampai di Bandara, belum ada keterangan resmi dari pihak maskapai akan status penerbangan kami. Namun, dari maskapai lain kebanyakan meniadakan penerbangan hari itu. Hingga pukul Sepuluh kurang, barulah kecemasan kami berkurang, ketika terdengar suara operator bandara meminta penumpang pesawat Garuda untuk segera menaiki pesawat. 


Akhirnya, sesuai jadwal penerbangan kami pada pukul 10.50 WIB, kami pun akhirnya bisa terbang. Salut juga sama pilot Air Asia, yang berani mendaratkan pesawat ditengah jarak pandang sedemikian resikonya saat itu. Ya, sebagai informasi, bahwa pesawat Air Asia yang kami tumpangi, sebelum membawa kami, baru saja mendarat membawa penumpang dari Kuala Lumpur. Dengan jarak pandang tidak lebih dari 1000 meter, hanya Air Asia yang berani Landing di Pekanbaru pada pagi itu.
Apalagi, durasi penerbangan kami saat itu termasuk cepat, 20 menit lebih awal dari rata-rata penerbangan normal. Nggak tau apa sebabnya, yang jelas kami mendengar informasi itu dari kru pesawat saat akan landing di KLIA 2 Kuala Lumpur.
Akhirnya, sampai juga kami di KLIA 2, Bandara Internasional yang baru saja beroperasi selama setahun di Malaysia. Sempat takjub juga dengan bandara ini, karena memang lebih luas dan rapi dibanding dengan KLIA dan LCCT. 


Disinilah kemudian cerita perjalanan kami dimulai. 

8 Jam Menunggu terbang Ke Phuket 
Fly To Phuket


Bermalam di Hotel Karpet d Phuket

Hampir Pukul Sebelas malam,  kami sampai di Kota Phuket. Bersyukur, karena penerbangan dua jam lebih akhirnya berujung juga. sampai di Phuket, Bandara kota Phuket, yang namanya Berbahasa Thailand,


Go To Patong



This Patong, My daughter !


Share: