MAMPIR Mari bertamuDisenja usia budak pengembalaDireses yang kau anggap kerjaDijuli dua ribu lima Mari bertamuLama kita tak bertemuLewat lidah dan mata hatiYang tak tembus hanya dari kaca Tunggu, jangan masuk duluKami masih punya adatUntuk menjamu, mengalungi bunga, dan
menzikiri sapaInilah yang kami punya Tak apalah itu,Kami rebahi pagar kandang kamiUntuk kudamu, kuda matiAgar tak luntur peluhBagi kami itu susu. Jangan malu, karena kita semua tak
punya maluIni keluargamu, bukan orang jauhJangan malu-malu kucing, karena
disini tak ada tikusYang kehabisan rakus, dari busung
lapar kami. Mari duduk, jika penat mengantukMari bersulam, cukup dengan air
garamTapi jangan berpantun, karena kami
telah pikunTak perlu basa-basi, karena kami
kurang gizi Tunggu, jangan lambai pisahMampirlah dulu, satu lagi kandang
kamiYang belum kau singgahi, saat iniSaban lebaran akhir tahun, kau rajin
kesiniDemi Ang Pau dan basa-basi Mampirlah,Dirumah pembantu kamiKami takut, kita tak pernah bertemu
lagi Pekanbaru, 30 juni 2005 (01.51 –
04.18 WIB)
0 comments:
Post a Comment