Thursday, August 28, 2014

Kepak Sayap AirAsia, Kepak Sayap Kehidupan Saya



       Tak berselang lama usai lebaran tahun ini, saya mengunjungi seorang kerabat yang sedang berada dalam tahanan kepolisian. Terjadi pembicaraan dari hati ke hati antara saya dan kerabat tadi, mulai dari kondisinya menjalani masa tahanan, kondisi keluarga yang ia tinggalkan, hingga mengalir dengan sendirinya, ia meratap tentang rencananya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik usai “ditempa” dibalik jeruji besi.  
          Ingin berubah dari kehidupan yang serba kelam ke kehidupan yang lebih baik, adalah sebuah pengartian dari kerabat saya tadi, terhadap apa yang dinamakan dengan perubahan dalam hidup. Menurutnya, merubah hitam menjadi putih, dari yang serba tidak teratur menjadi teratur, dari nakal menjadi baik, dari seorang penjudi menjadi seorang yang rajin mengaji, adalah bentuk perubahan hidup yang akan dijalaninya. Berada dibalik jeruji besi, membuatnya menemukan titik balik ke arah yang lebih baik. 
       Banyak orang mengartikan perubahan hidup dengan orientasi yang berbeda-beda. Ada yang berorientasi pada nilai-nilai kematerian, karir dan jabatan, hingga orientasi pada sisi religi ketuhanan atau keimanan. Saya sendiri, tak ingin melangit mendefinisikan sebuah perubahan hidup. Secara sederhana, perubahan hidup bagi saya adalah perubahan dari hal-hal kecil yang membawa manfaat baik bagi saya dan juga orang lain. 
    Berbicara tentang perubahan dalam hidup, AirAsia Airline telah membawa saya menemukan perubahan dalam hidup itu. Maskapai penerbangan dengan warna dominan merah tua itu, telah banyak memberikan perubahan dalam hidup saya pribadi dan keluarga. Mulai dari perubahan gaya hidup, pola hidup, prinsip hidup, dan dari itu semua saya merasakan hidup ini lebih bermakna. 
Saya, Istri, dan anak kami saat di kawasan Putra Jaya Malaysia
        Perubahan gaya hidup, saya rasakan setelah dua tahun belakangan saya dan keluarga rutin berlibur keluar negeri bersama AirAsia. Padahal, sebelum mengenal maskapai yang enam tahun berturut-turut menyabet penghargaan World Best Low Cost Airline itu, istilah liburan tidak ada dalam kamus hidup saya. Bahkan, menaiki pesawat terbang saja adalah aktivitas langka bagi saya dan keluarga. Sebelum mengenal AirAsia, hanya satu kali saya pernah terbang dengan pesawat, itupun berkat fasilitas yang saya dapatkan dari organisasi yang saya ikuti semasa kuliah dulu. 
          Nah, setelah mengenal AirAsia sejak pertengahan 2012, barulah saya rasakan gaya hidup yang sedikit meningkat. Setiap tahun, walaupun hanya sekali, saya dan keluarga kecil saya pergi liburan ditemani AirAsia. Mei 2013, kami sekeluarga berlibur ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dilanjutkan Maret 2014 yang lalu, saya, istri, dan seorang putri kami, liburan ke Bangkok, Thailand. 2015 mendatang, kami sudah merencanakan untuk kembali liburan, walaupun destinasinya belum kami matangkan. 
        Perubahan gaya hidup, belum apa-apa bagi saya jika dibandingkan dengan perubahan pola hidup yang saya rasakan, setelah acapkali keluar negeri. Bepergian keluar negeri, memberi saya begitu banyak inspirasi dan motivasi untuk hidup lebih sehat, lebih teratur, lebih disiplin, dan masih banyak lagi. Sebagai bukti, sudah lima bulan ini saya ‘pensiun dini’ sebagai perokok. Selain dalil kesehatan yang hukumnya pasti, perjalanan liburan di Thailand Maret lalu cukup memberi motivasi  bagi saya untuk berhenti dari aktivitas ‘membakar uang’ dan menyakiti diri sendiri itu.
       Bagi seorang perokok, berada di Thailand, seperti berada di neraka yang paling dalam. Dikucilkan, diisolasi, tak jauh beda seperti anak tiri. Orang-orang disana, seolah-olah telah di doktrin agar menjauhi perokok.  Ditambah lagi harga rokok  pun dipatok hampir tiga kali lipat dari harga di Indonesia. Sampai-sampai saya berkontemplasi dan akhirnya berhenti pada satu titik pencarian jawaban, bahwa inilah ciri masyarakat negara maju. Masyarakat dimana secara kolektif mereka care akan kesehatan pribadi dan orang lain; masyarakat yang menempatkan kesehatan sebagai kunci dari produktifitas dan kebahagiaan; masyarakat yang amat menghargai waktu dan mengharamkan sepersekian detikpun terbuang sia-sia, apalagi hanya untuk aktivitas menyakiti diri. 
Jajanan di Walking Street Pattaya, Thailand. Ada Kalajengking, ulat, kecoa, dll.
     Akhirnya, sekembali dari ‘neraka’ itu, tak butuh lama-lama bagi saya untuk berhenti merokok. Kendati butuh perjuangan yang keras untuk itu, Alhamdulillah, hampir setengah tahun ini saya menyandang status alumni dari golongan perokok. Walaupun nampaknya sepele, perubahan ini telah membawa arti yang besar baik bagi kesehatan, kehidupan sosial, dan tentunya ekonomi keluarga. Dan perubahan ini, tak akan datang dengan sendirinya, jika ‘si burung besi’ AirAsia tidak menerbangkan saya kesana. 
     Sejumlah pengalaman juga saya temui selama diluar negeri, yang beberapa diantaranya memberikan perubahan bagi saya dalam memaknai kehidupan ini. Salah satu pengalaman bermakna, yakni saat saya bersama keluarga hendak menuju bandara Don Mueang, Thailand. Pagi itu, kami bertiga sedang menunggu bus kota, di kawasan  perhentian bus di sekitar Chatuchak Park, Bangkok. Memang, kami sedikit kebingungan karena tidak tahu bus dari arah mana yang harus digunakan menuju Bandara. Mendapati warga pendatang yang kebingungan seperti kami, tiba-tiba datang seorang bapak-bapak dengan memegang sebungkus makanan, hendak menolong kami. Setelah mengetahui tujuan kami, pria paruh baya tersebut, dengan sigap membantu menggendong anak saya  ke sebuah bus yang hendak berangkat. Dengan berlari, saya lihat sendiri betapa ia tidak menghiraukan makanan yang ia pegang, sehingga makanan tersebut berceceran ke aspal. Dari atas bus yang mulai berjalan pelan, saya sempatkan mengucapkan terimakasih kepada bapak tadi, yang saya lihat kembali ke sebuah kios jajanan. Sepertinya, ia akan membeli lagi sebungkus makanan pengganti makanannya yang sebelumnya tercecer saat menggendong anak saya. Bagi saya, sulit untuk melupakan momen tersebut dari ingatan. Bahkan, kenangan itu terus membekas dan memberi pelajaran berharga, akan pentingnya membantu orang yang lemah, tanpa memandang apapun kondisi kita saat itu. 
Saat baru naik bus menuju Bandara Don mouang Bangkok
       Sebagai peraih Excellent Servis Experience Award 2014, AirAsia saya nilai juga berhasil menanamkan pola hidup teratur bagi setiap konsumennya, melalui program tiket promonya. Setiap periode promo yang diberikan, AirAsia selalu menyediakan rentang waktu yang cukup lama, baik itu untuk masa booking dan masa terbang. Dengan skema penjualan seperti itu, setiap konsumen jelas diuntungkan dari segi waktu, karena diberikan kesempatan untuk menabung sebagai persiapan liburan. Nah, dalam masa menabung itulah, keteraturan dalam menyisihkan uang, mengatur pengeluaran, benar-benar saya rasakan dan sekarang telah menjadi sebuah kebiasaan.  
       Akhirnya, tidak berlebihan kiranya jika  AirAsia saya anggap sebagai sayap bagi perubahan-perubahan positif dalam hidup saya. Kepak sayap AirAsia, adalah kepak sayap perjalanan hidup saya. Dengan semangat menerbangkan banyak orang yang tercermin lewat taglinenya “Sekarang, Semuanya Dapat Terbang”, saya yakin AirAsia Airline akan banyak dikenang banyak orang, sekarang maupun akan datang. Tahniah Satu Dasawarsa AirAsia !  

Share:

Saturday, May 10, 2014

Bipro Magazine.com ; Pemenang Di Level New Entry

Sepertiga akhir Maret baru-baru ini, saya dan keluarga kecil saya pergi berlibur ke negeri Gajah Putih Thailand.Selain ingin lari dari kepenatan dan rutinitas harian, tujuan kami berlibur saat itu, jelas ingin membuka cakrawala pemikiran dan tentunya pengalaman tentang bagaimana negeri orang. 

Sangat jauh tertinggal. Kira-kira inilah kesimpulan saya pribadi terhadap posisi negeri ini dibanding dengan dua negara asia yang saya kunjungi; Malaysia dan Thailand. Banyak hal kita tertinggal, semisal penggunaan Mass Rapid Transit (MRT), yang mana Jakarta baru menerapkannya pada 2014, sementara mereka sudah puluhantahun yang lalu memakainya. Kesadaran kita akan kebersihan, kesehatan,serta kepekaan social terhadap orang dan lingkungan kita juga sangat rendah dibanding dengan mereka. Decak kagum bercampur malu, sempat saya rasakan kala saya disana.Saya tertegun, bahwa memang benar kata orang “rumput tetangga lebih hijau dari rumput rumah sendiri”. 

Namun demikian, kebanggaan saya akan negeri ini tak sepenuhnya bias. Saya berdecak kagum bahkan sempat tak percaya ketika mengetahui bahwa Indonesia yang berpenduduk hampir 260 juta jiwa ini adalah negarake-Delapan terbesar pengguna internet di Sebelumnya, saya sempat tidak tahu bahwa pengguna terbesar facebook ketiga di dunia adalah Indonesia denganjumlah 43,060,360 pengguna.Tidak hanya itu, Indonesia juga pengguna terbesar twitter nomor Lima di dunia di bawah US, Brazil, UK dan Japan.

Perkembangan pengguna internet di Indonesia ini diikuti pula oleh perkembangan dan tumbuhnya situs-situs internet lokal yang memiliki rangking yang tinggi berdasarkan situs pemberi ranking Alexa. Kaskus.co.id dan detik.com saat ini menempati ranking ke- Tujuh dan Delapan dalam jajaran top situs di Indonesia. Memang, keduanya butuh waktu dan proses untuk menapaki pamor di ranah top sites global rank, dimana kaskus.co.id baru menempati posisi 262 dunia, sementara detik.com berada pada ranking ke-317 dunia.

Penetrasi yang tinggi di bidang teknologi informasi di Indonesia, diramalkan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan portal dan web yang kian tak terbendung, pastilah melahirkan portal dan web unggulan yang memiliki rating dengan total kunjungan dan pageviews tertinggi. Apalagi, masing-masing pemain dari awal sudah mengazamkan diri untuk menjadi situs nomor satu di level dan lingkupnya, tak terkecuali situs berita Bipro-magazine. 

Situs Bi-Pro Magazine, Pemenang Di Level New Entry 
Kendati terbilang sebagai pendatang baru, situs Bi-Pro Magazine memang berpeluang besar mencuri perhatian dunia maya tanah air. Mengambil lingkup tersendiri yakni dunia bisnis dan promosi dengan ladang market yang besar, adalah kemenangan awal situs ini di level new entry. Mengapa demikian ? Ya, penggunaan dan pemanfaatan internet di sektor bisnis akhir-akhir ini menunjukkan tren positif. Berdasarkan survey penggunaan dan penyerapan sarana komunikasi Teknologi Informasi (P2SKTI) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI)Januari 2014 lalu,saat ini lebih dari 75 persen usaha, baik di perkotaan maupun di pedesaan, menggunakan internet. Artinya, situs Bi-Pro Magazine boleh dikatakan berpijak pada landasan yang tepat dan kuat untuk menapaki karirnya di belantara dunia maya. 

Sebagai pendatang baru, selain mengintroduksi diri kecalon pengguna atau usernya, sudah menjadi keharusan bagi media portal berita seperti ini untuk memastikan diri siap dalam segala lini. Mulai dari pendanaan, kualitas sumberdaya manusia, strategi, hingga mental dalam bersaing, harus sudah mapan terposisi.Tinggal lagi bagaimana selanjutnya media ini menjalankan peran dan fungsinya, dimana wajib hukumnya bagi situs ini untuk selalu update dalam setiap content yang disajikan. Dalam hal ini, pemilik media harus menegaskan kepada sumberdaya dibawahnya agar pantang untuk kebobolan atau keduluan berita dari news portal lainnya. 

Menjadi situs nomor Satu di Indonesia adalah harapan dan mimpi dari setiap situs internet di Indonesia.Untuk mewujudkan harapan dan mimpi itulah, banyak cara dan pendekatan mumpuni dilakukan, untuk meraih pasar. Lomba menulis artikel blog dengan hadiah total puluhan juta rupiah seperti kali ini, adalah trik sekaligus upaya yang patut diapresiasi untuk menggaet minat pengguna sejak dini. 

Memang, mencermati perjalanan sukses jajaran top sites di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa poin penting yang perlu digarisbawahi. Jajaran top sites umumnya melakukan pendekatan multimedia, untuk menjaring minat pengguna. Situs Detik.com misalnya, memang dari awal sudah dipersiapkan sebagai media andalan di dunia maya, melengkapi dua media lain yang kemudian hadir, yakni transcorp dan tabloid detik. Di zaman konvergensi media ini, kolaborasi antar media massa untuk mencapai tujuan bisnis sangat diperlukan. Situs Bi-Pro Magazine, bisa meniru langkah ini, karena setahu saya media ini punya hubungan darah dengan raksasa media Jawa Pos Media Corp (JPMC). Keleluasaan dalam memperkenalkan diri sekaligus memberikan nilai lebih kepada para pengguna, dimiliki Bipro magazine.com.

Strategi Pasar 
Pernah baca tabloid detik? Pernahkah anda bertanya mengapa detik.com mau dan rela memberikan tabloid detik secara gratis? Tidakkah diperlukan pendanaan yang besar untuk membuat dan menerbitkan tabloid detik setiap harinya? Mengapa di situs lain kita harus menjadi anggota untuk mendownload versi cetak dari media online nya? Perlu diingat, mencetak koran di atas kertas akan membutuhkan biaya yang sangat besar, berbanding lurus dengan jumlah koran yang dicetak. Namun tahukah anda untuk format pdf tabloid detik, bahwa tidak peduli Satu download atau Satu juta download , biaya produksi tabloid detik versi pdf adalah sama. Semakin banyak di-download, maka nama detik.com akan semakin terkenal dan prospek pasarnya semakin meluas. Mungkin itulah sebabnya detik.com memberikannya gratis untuk kita. Hal inipun bisa ditiru Bipro Magazine sebagai strategi pasarnya. 
Finansial yang kuat 
Dalam dunia bisnis, kemampuan dukungan dana sangat berperan penting. Dukungan dana dapat digunakan untuk memperbaharui strategi, menjalankan strategi-strategi baru, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, meningkatkan ketahanan perusahaan dari roller-coaster keadaan ekonomi dan pasar. Dengan didukung oleh group perusahaan dengan pendanaan yang kuat, maka bipro-magazine.com dapat mengkonsentrasikan dirinya untuk peningkatan kinerja dan peningkatan kualitas. 

Dan akhirnya, Bipro Magazine.com hendaknya percaya bahwa perlu waktu untuk menuju kesana. Ada sekian banyak investasi yang kasat mata maupun tidak dalam perjalanan ini. Percayalah, azam untuk menjadi situs nomor satu itu bukan hal mustahil jika segenap orang-orang dibelakang layar situs ini bersatu dalam energi komitmen bersama.
Share: