Hamba berlutut menghadap engkau
Dipapa prajurit disinggasana tanah
Bermahkota embun yang kau putik
diujung daun
Bertangan lembut yang kau lapisi
dengan batu
Hamba kesini dengan angkuh
Yang terbelenggu sejak kau asuh aku
Bukan niat hamba mengiba
Tak pula datang mengemis tahta
Hamba kesini memanggul peluh
Dari titipan moyangmu, yang bukan
moyangku
Yang tak sampai kegaris tanganmu
Terbengkalai tinggal untukmu
Dengarkan aku bersyair
Gubahan air mata dan mata air
Dibuka dari tangisan yang baru lahir
Diberi penutup dari yang mahir
Dengarlah Tuanku :
“ Susukanlah anak-anak kami
Dari Ibu-Ibu suci
Bukan dari Ibu yang kau gauli
Bukan dari sapi yang kau kebiri”
“Teduhilah kami
Dari kayu jati ladang kami
Yang kering dan kini mati
Oleh cintamu setengah hati”
Ketahuilah Tuanku!
Hanya aku budakmu yang belum mati.
0 comments:
Post a Comment