Aku nggak nyangka bisa juga "bermain" didunia tulis menulis. Padahal, diranah itu, sama sekali tak pernah aku tekuni, mulai dari kecil hingga semester 4 aku kuliah. Masuk semester 5, mulailah yang namanya hunting, 5W1H, feature, angle, dan istilah asing (bagiku saat itu) lainnya dunia tulis menulis sedikit demi sedikit masuk dalam memori otakku. Ya, saat itu, aku memutuskan diri untuk bergabung dalam sebuah Pers kampus yang ada di Universitas Riau (Unri), bernama "Bahana Mahasiswa". Sejak awal aku disana, sepertinya aku mulai menemukan "sebongkah mesin lama" yang ada dalam diriku, yang selama ini mungkin telah ada, namun tak pernah kuoperasikan. Lama kelamaan, seiring Bahana membesarkanku (terakhir aku menjabat Redaktur pelaksana), barulah kutahu bahwa mesin itu sangat membawa arti bagi hidupku. Setidaknya, saat ini dikamar tidurku, sudah terpajang 4 (Empat) buah piala, yang kudapatkan dari sejumlah lomba karya tulis yang ku ikuti. Juara 1, 2, dan 3 semua pernah kudapati. Yang paling berkesan dari sejumlah piala tersebut, adalah piala tetap dari gubernur Riau HM Rusli Zainal, yang berhasil kuraih saat menjadi juara I lomba karya tulis antar insan pers dan wartawan se-Riau. Alhamdulillah, dari sana aku juga mendapat sejumlah rupiah yang mampu menutupi kebutuhanku selama hidup dirantau. Saat ini, aku masih ingin bertunak diranah itu --dunia tulis menulis-- walaupun hanya sebagai penulis halaman publikasi televisi di sebuah koran harian yang katanya terbesar se-Sumatera (Riau Pos). Aku juga tetap istiqamah untuk terus mengoperasikan sebongkah mesin itu, dan membuatnya tetap hidup dan menghidupi aku......
Aku dan Sebongkah Mesin Itu
Aku nggak nyangka bisa juga "bermain" didunia tulis menulis. Padahal, diranah itu, sama sekali tak pernah aku tekuni, mulai dari kecil hingga semester 4 aku kuliah. Masuk semester 5, mulailah yang namanya hunting, 5W1H, feature, angle, dan istilah asing (bagiku saat itu) lainnya dunia tulis menulis sedikit demi sedikit masuk dalam memori otakku. Ya, saat itu, aku memutuskan diri untuk bergabung dalam sebuah Pers kampus yang ada di Universitas Riau (Unri), bernama "Bahana Mahasiswa". Sejak awal aku disana, sepertinya aku mulai menemukan "sebongkah mesin lama" yang ada dalam diriku, yang selama ini mungkin telah ada, namun tak pernah kuoperasikan. Lama kelamaan, seiring Bahana membesarkanku (terakhir aku menjabat Redaktur pelaksana), barulah kutahu bahwa mesin itu sangat membawa arti bagi hidupku. Setidaknya, saat ini dikamar tidurku, sudah terpajang 4 (Empat) buah piala, yang kudapatkan dari sejumlah lomba karya tulis yang ku ikuti. Juara 1, 2, dan 3 semua pernah kudapati. Yang paling berkesan dari sejumlah piala tersebut, adalah piala tetap dari gubernur Riau HM Rusli Zainal, yang berhasil kuraih saat menjadi juara I lomba karya tulis antar insan pers dan wartawan se-Riau. Alhamdulillah, dari sana aku juga mendapat sejumlah rupiah yang mampu menutupi kebutuhanku selama hidup dirantau. Saat ini, aku masih ingin bertunak diranah itu --dunia tulis menulis-- walaupun hanya sebagai penulis halaman publikasi televisi di sebuah koran harian yang katanya terbesar se-Sumatera (Riau Pos). Aku juga tetap istiqamah untuk terus mengoperasikan sebongkah mesin itu, dan membuatnya tetap hidup dan menghidupi aku......
0 comments:
Post a Comment